Jumat, 02 Desember 2016

Madu Rinjani


Kelompok tani  SARI MADU, Desa Mumbul Sari, Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara, dengan hasil panen berupa madu, terbentuk tanggal 10 Juli 2006 silam. Kelompok Tani Sari Madu ini telah mampu mengembangkan usahanya melalui 34 orang anggotanya dengan luas areal yang menjadi garapan anggota kelompoknya 26,15 Ha.

Latar belakang terbentuknya kelompok Tani Sari Madu didasarkan atas inisiatif dan kesadaran dari seluruh warga masyarakat desa atas pengalaman masyarakat betapa sulit dan tidak enak hidup dan bekerja sendiri-sendiri. Sehingga para tokoh agama, tokoh masyarakat bermusyawarah sepakat untuk membentuk sebuah kelompok yang kemudian dinamakan Kelompok Tani Sari Madu, Di awal terbentuknya, hal-hal yang dilakukan anggota kelompok Tani Sari Madu di wilayah ini adalah tanaman jagung dan jambu mente. Seiring dengan berjalannya waktu, kelompok ini juga telah mampu mengembangkan usaha lain yaitu Budidaya Lebah Madu yang ternyata saat ini menjadi produk unggulan dari Kelompok Tani Sari Madu.

Pengalaman membuktikan bahwa budidaya lebah madu yang dijalankan anggota kelompoknya, ternyata tidak membutuhkan lahan yang luas, namun hasilnya sungguh luar biasa. Hal inilah yang membuat anggota kelompok semakin berminat untuk mengembangkan usahanya. Dengan demikian, maka niat anggota kelompok dalam mengembangkan usahanya tersebut terus bermunculan untuk tetap berkeinginan untuk menanam pohon di lahan yang memang menjadi areal produksi madu miliknya.

Bersama Pemerintah Daerah Kab. Lombok Utara bekerja keras melakukan upaya-upaya rehabilitasi hutan dan lahan serta perbaikan lingkungan secara serius dan terus-menerus agar pengelolaan dan pemanfaatan potensi sumber daya hutan melalui pengembangan tanaman dan hasil hutan bukan kayu dilaksanakan secara optimal dan berkelanjutan. Dengan melakukan program tersebut, tentu bencana tanah longsor dapat dicegah, sehingga masyarakat dapat hidup dengan tenang, aman dan sejahtera. Nampak usaha nyata di mana terlihat kesadaran masyarakat untuk menanam pohon dan memperbaiki lahan kritis dan gersang menjadi hijau. Dari segi ekologi memang sudah nampak baik, namun masih belum menjamin perbaikan ekonomi masyarakat. Untuk itu Bupati minta untuk berkreasi dan mencari solusi agar dapat dikembangkan program yang dapat meningkatkan pendapatan petani, seperti yang nampak saat ini pengembangan budidaya lebah madu.

Saat ini peternak lebah madu di Desa Mumbul Sari, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, kewalahan memenuhi permintaan konsumen karena volume produksi masih terbatas. Menurut Syafruddin Ketua Kelompok Tani, pada musim kemarau seperti sekarang permintaan sedang ramai karena madu yang diproduksi lebih bagus kualitasnya dibandingkan saat musim hujan. Namun upaya menambah skala produksi masih dihadapkan pada kendala ketersediaan pakan berupa jenis bunga yang menjadi sumber makanan lebah. Sumber pakan yang tersedia saat ini masih sebatas pada jenis bunga pohon dadap dan pohon kapuk. Diharapkan adanya aneka jenis bunga yang bisa jadi sumber pakan, sehingga mempengaruhi kualitas rasa madu. Namun hal ini masih sulit diwujudkan, apalagi pada musim hujan, bunga agak jarang. Kendala lainnya adalah menekan kadar air yang terkandung dalam madu sebagai akibat musim hujan.

Untuk itu perlu dilakukan upaya mengkomunikasikan Madu Mumbulsari, yang diharapkan dapat membantu meningkatkan usaha tani yang lebih maju. Di bawah ini adalah proses pembuatan materi komunikasi visual dalam beberapa alternatif desain untuk kebutuhan promosi Madu Mumbulsari, hasil eksplorasi Yashinta dan rekan-rekan. Mereka adalah para mahasiswa DKV School of Design BINUS University, yang turut mendukung kegiatan Festival Panen Raya Nusantara.

Sumber: panenrayanusantara