Rabu, 21 Desember 2016

Koperasi Madu Lestari Sumbawa, Produksi Meningkat dan Hutan Selamat


Pemberdayaan masyarakat hutan melalui koperasi, hutan tidak diserahkan kepada korporasi, kembali terbukti mampu menghadirkan kesejahteraan sekaligus merawat hutan. Hal itu ditunjukkan oleh masyarakat yang tinggal di dalam dan di sekitar kawasan hutan yang tergabung dalam Koperasi Petani Madu Hutan Lestari di daerah Batu Lanteh, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Melalui wadah koperasi, masyarakat merasakan manfaat ekonomi sekaligus pelestarian hutan.

Para petani madu hutan Sumbawa yang tergabung dalam koperasi mengakui betapa besar manfaat mereka bergabung dalam koperasi. Dibandingkan sebelum bergabung dalam wadah koperasi, kini para petani madu hutan di sana mampu meningkatkan produksi madu hutan, kualitas semakin membaik sehingga harga jual meningkat. Harga jual meningkat berujung pada peningkatan kesejahteraan.

Hal itu terjadi karena proses panen madu hutan lestari melalui beberapa tahap mulai dari proses produksi, proses pasca panen, hingga proses pengemasan sebelum dilempar ke pasar. Proses panjang dan cukup rumit itu sangat tidak efisien jika para petani madu bekerja sendiri-sendiri. Dengan bergabung dalam wadah koperasi, mereka kini bisa berbuat jauh lebih baik dalam memanfaatkan madu hutan, pemberian alam yang tak ternilai itu.

Proses panen lestari adalah teknik memanen madu khususnya madu hutan yang saat ini sedang giat dikampanyenkan oleh Jaringan Madu Hutan Indonesia (JMHI). Teknik ini terbukti berhasil meningkatkan produksi madu hutan, menghasilkan madu dengan kualitas lebih baik dari proses panen konvensional, sekaligus membantu pelestarian hutan.

Adapun prinsip dari proses panen lestari sebagai berikut:

-Lestari, yaitu suatu sistim panen yang hanya mengambil bagian madu dan menyisahkan sedikit untuk anakan atau 25% dari bagian kepala madu yang harus di tinggalkan.
-Higienis, dimana peralatan yang digunakan tidak merusak kualitas madu.

petani madu sedang memanen madu hutan, hutan batu lanteh - sumbawa
Berikut ini adalah proses panen lestari

  1. Tidak menebang atau merusak pohon tempat lebah biasa bersarang.
  2. Tidak menggunakan sembarangan alat saat panen.
  3. Tidak panen sembarang waktu.
  4. Menanam tanaman pakan lebah.
  5. Menggunakan asap, dengan tidak nyala api besar supaya terhindar dari kebakaran dan terbunuhnya koloni-koloni lebah.
  6. Potong hanya kepala sarang, di sisakan sedikit bagian madu.
  7. Tidak mengambil bagian larva untuk bagian komersil.
  8. Membersihkan sisa sarang dibagian kepala madu yang melekat di dahan.
  9. Hindari kerusakan bagian sarang yang tertinggal.
  10. Pisau yang di gunakan adalah stailess steel.
  11. Menggunakan sarung tangan pada saat panen.
  12. Dahan bekas sarang dibersihkan setelah pengambilan sarang lebah.
  13. Jerigen penampung berwarna putih dan bersih.
  14. Disarankan supaya panen di siang hari.

Dengan menggunakan proses panen lestari ini, panen madu hutan yang biasanya 1 musim hanya bisa dilakukan sekali, sekarang bisa meningkat menjadi 2 – 3 kali tergantung banyak sedikitnya sumber bunga di lokasi. 15 hari setelah panen pertama mereka koloni lebah akan menghasilkan lagi kepala madu dan akan siap dipanen kembali.

Setelah madu dipanen dari hutan, teknik pasca panen nya pun haruslah dilakukan secara benar. Teknik pasca panen madu yang disarankan adalah dengan sistem tiris. Sistem tiris ini akan menghasilkan madu yang lebih higienis dan memiliki rasa yang lebih murni bila dibandingkan dengan madu yang diperoleh dengan sistem peras.

sistem tiris menjaga kualitas dan kehigienisan madu
Dalam sistem tiris ini, proses yang dilakukan adalah sebagai berikut;

Mengiris sarang madu dengan pisau stainless.  Ditiris bagian lapisan atas dan tengah, dan bagian tengahnya dipisah
Menggunakan alat saring dari nilon berwarna putih. Mesh ukuran 50 untuk proses penyaringan di hutan dan mesh ukuran 200 untuk proses penyaringan di tempat produksi
menggunakan sarung tangan berbahan karet atau plastik
menggunakan wadah/ember baru, dari alumunium/stainless dan ditutup saat dibawa dari hutan ke tempat penyimpanan.

Proses Panen Madu Murni 100%

Daerah Batu Lanteh Kabupaten Sumbawa adalah salah satu daerah penghasil madu hutan yang telah menerapkan proses panen lestari. Para petani madu hutan yang tergabung dalam Koperasi Petani Madu Hutan Lestari di daerah ini telah merasakan manfaat dari proses panen lestari yang mereka terapkan. Hasil panen madu hutan bertambah, kualitas madu semakin baik, harga jual madu meningkat dan petani pun semakin sejahtera.

Bagaimana proses panen lestari dari madu hutan yang diterapkan? Berikut proses panen madu yang dilakukan oleh petani madu hutan di sana.

Persiapan

Para petani madu biasanya pergi ke hutan secara berkelompok yang terdiri dari 3-4 orang. Di hutan, mereka akan mencari pohon-pohon tempat lebah hutan biasanya bersarang. Pohon yang paling populer sebagai tempat lebah bersarang adalah pohon boan.

sarang-sarang lebag di pohon boan
Setelah tiba di lokasi sarang yang akan dipanen, pada tahap pertama, mereka akan menyiapkan proses pengasapan. Mereka akan membuat asap yang akan digunakan untuk mengusir koloni lebah dari sarang yang akan dipanen. Dalam proses panen lestari, tidak diperbolehkan menggunakan nyala api untuk mengusir lebah, karena berpotensi bahaya membakar hutan sekaligus dapat membunuh larva-larva lebah yang ada di sarang.

proses pembuatan asap untuk mengusir lebah
Memanjat Pohon

Tahapan selanjutnya, dan ini tahapan paling berisiko dalam proses panen madu hutan, yaitu memanjat pohon tempat lebah bersarang. Pohon boan tempat lebah membuat sarang umumnya sangatlah tinggi, bahkan ada yang mencapai 20 meter. Pada pohon-pohon boan tempat lebah biasa bersarang ini, biasanya telah dipasang tangga yang terbuat dari bambu. Memanjat pohon tinggi ini menuntut sebuah keterampilan khusus yang dimiliki oleh para petani madu hutan di Sumbawa.


Memotong Sarang Lebah

Sesuai dengan prinsip panen lestari, petani madu hutan tidak memotong semua bagian sarang. Namun menyisakan sekitar 10% dari bagian sarang, sehingga memungkinkan lebah untuk membentuk kembali sarang di lokasi yang sama.

panen madu hutan
Sarang yang dipotong dimasukkan oleh petani madu yang sedang berada di atas pohon ke dalam ember plastik yang sebelumnya telah diikatkan pada tali yang panjang. Bagian ujung tali ini dipegang oleh salah seorang petani madu hutan yang berada di bawah pohon. Setelah ember penuh, maka ember berisi madu tersebut pun akan diturunkan secara perlahan.

Pasca Panen Madu

Madu yang telah dipanen di hutan selanjutnya dibawa dan dikumpulkan di koperasi untuk diolah lebih lanjut. Pengolahan bertujuan untuk memperoleh madu yang murni dan berkualitas baik.

Pertama-tama, dilakukan proses tiris untuk memisahkan madu dari sarangnya. Bagian lilin yang menutup sarang lebah dipotong, dan kemudian sarang ditiriskan. Madu akan keluar sendiri dari sarangnya, tanpa harus diperas dengan tangan. Dengan proses ini, madu yang didapatkan akan lebih higienis karena kontak dengan tangan yang mungkin tidak higienis sangat minim.

penirisan madu
Madu yang telah diperoleh dari tahap penirisan, selanjutnya disaring. Proses penyaringan  menggunakan saringan berbahan dasar nilon berukuran 200 mesh. Dengan proses ini akan dihasilkan madu yang 100% murni, higienis, dan berkualitas tinggi.

penyaringan madu
Sumber: pipnews