Kamis, 22 Desember 2016

Madu Sumbawa Putih : Obat Vertigo dan Paru-Paru Basah


Madu putih adalah madu murni Sumbawa yang terdapat pada tulang batu, kayu yang mengandung royal jelly. Madu Sumbawa jenis ini , termasuk barang yang langka dan sulit untuk bisa didapatkan. Madu ini berwarna putih tidak sebagaimana kebanyakan madu Sumbawa berwarna kuning.

Hal ini disebabkan karena madu ini berasal dari tawon/lebah yang langka dan sekaligus hidup di tempat-tempat yang sulit untuk digapai yaitu mereka membuat sarang di antara karang-karang putih, sehingga nektar yang demikian ini menjadikan lebah tersebut mengeluarkan madu yang berwarna putih. Namun apabila kita melihat faedah dan manfaatnya ternyata madu putih yang berasal dari Sumbawa ini berkhasiat lebih berlipat dari madu biasa, sekaligus pemanenan madu dari sarang lebah ini berbeda dengan sarang madu lainnnya.

Kalau madu biasanya diperas dari sarangnya adapun madu putih ini cukup ditiris saja hal ini untuklebih menjaga kualitas madu walaupun konsekwensingya untuk mendapatkan madu ini perlu waktu lebih.  Makanya jangan heran kalau harganya sangat istimewa.

Madu Sumbawa Putih Seribu Bunga merupakan madu murni berkualitas dari daerah Sumbawa yang dikumpulkan oleh tawon liar lanceng secara alami. Dikemas secara higienis dan telah mendapat ijin dari Departemen Kesehatan RI. Madu Sumbawa Putih bermanfaat untuk terapi kesehatan dan membantu penyembuhan:

* vertigo.
* paru – paru basah.
* penyakit urat syaraf.
* baik untuk perokok.
* meningkatkan daya tahan tubuh

Aturan Pakai:
Untuk mendapatkan khasiat dan manfaat dari madu, dalam mengkonsumsi sebaiknya menggunakan takaran yang direkomendasikan:
• Pagi: Orang dewasa: 2 sendok makan; Anak-anak: 1 sendok makan
• Siang: Orang dewasa: 1 sendok makan; Anak-anak: 1/2 sendok makan
• Malam: Orang dewasa: 1 sendok makan; Anak-anak: 1/2 sendok makan

Sebaiknya:
• Madu tidak disimpan di dalam kulkas
• Madu tidak langsung disiram dengan air panas

Sumber: nashiruddin
Foto: maduputih

Rabu, 21 Desember 2016

Madu Tambora Sudah Nasional


Desa Kandindi Kecamatan Pekat Kabupaten Dompu – NTB atau yang lebih kita kenal dengan Gunung Tambora, yang Terkenal dengan Kekayaan sumber Daya Alam Salah Satunya adalah penghasil madu terbesar di Kabupaten Dompu, Lebah alami yang menjadi Andalan masyarakat di Lereng Gunung Tambora tersebut.

Kualitas madu Tambora asli dan alami dikarenakan madunya bukan dari Hasil Budi Daya melainkan di ambil langsung dari Gunung Tambora.

Terbukti  Madu Tambora ini Sudah lama di Pasarkan,  di Bandara Muhammad Salahuddin Kabupaten  Bima.


Di saat Koordinator KM Manggelewa menungu datangnya Pesawat Merpati Bima Denpasar Kamis, 20/12, sempat terlihat di warung  di ruang tunggu bandara tersebut Madu berlabel   Madu Asli Tambora Dompu.

Sakinah Warga Desa Palibelo Kabupaten Bima,  Pemilik Warung Tersebut mangatakan "Madu Tambora ini sudah lama kami jual di sini dengan mengunakan Label seperti ini, bahkan Tamu – Tamu dari Luar sangat senang dengan madu ini sebagai oleh – oleh (buah tangan) mereka saat pulang Kampung", ungkapnya.

Sumber: manggelewadompu

Koperasi Madu Lestari Sumbawa, Produksi Meningkat dan Hutan Selamat


Pemberdayaan masyarakat hutan melalui koperasi, hutan tidak diserahkan kepada korporasi, kembali terbukti mampu menghadirkan kesejahteraan sekaligus merawat hutan. Hal itu ditunjukkan oleh masyarakat yang tinggal di dalam dan di sekitar kawasan hutan yang tergabung dalam Koperasi Petani Madu Hutan Lestari di daerah Batu Lanteh, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Melalui wadah koperasi, masyarakat merasakan manfaat ekonomi sekaligus pelestarian hutan.

Para petani madu hutan Sumbawa yang tergabung dalam koperasi mengakui betapa besar manfaat mereka bergabung dalam koperasi. Dibandingkan sebelum bergabung dalam wadah koperasi, kini para petani madu hutan di sana mampu meningkatkan produksi madu hutan, kualitas semakin membaik sehingga harga jual meningkat. Harga jual meningkat berujung pada peningkatan kesejahteraan.

Hal itu terjadi karena proses panen madu hutan lestari melalui beberapa tahap mulai dari proses produksi, proses pasca panen, hingga proses pengemasan sebelum dilempar ke pasar. Proses panjang dan cukup rumit itu sangat tidak efisien jika para petani madu bekerja sendiri-sendiri. Dengan bergabung dalam wadah koperasi, mereka kini bisa berbuat jauh lebih baik dalam memanfaatkan madu hutan, pemberian alam yang tak ternilai itu.

Proses panen lestari adalah teknik memanen madu khususnya madu hutan yang saat ini sedang giat dikampanyenkan oleh Jaringan Madu Hutan Indonesia (JMHI). Teknik ini terbukti berhasil meningkatkan produksi madu hutan, menghasilkan madu dengan kualitas lebih baik dari proses panen konvensional, sekaligus membantu pelestarian hutan.

Adapun prinsip dari proses panen lestari sebagai berikut:

-Lestari, yaitu suatu sistim panen yang hanya mengambil bagian madu dan menyisahkan sedikit untuk anakan atau 25% dari bagian kepala madu yang harus di tinggalkan.
-Higienis, dimana peralatan yang digunakan tidak merusak kualitas madu.

petani madu sedang memanen madu hutan, hutan batu lanteh - sumbawa
Berikut ini adalah proses panen lestari

  1. Tidak menebang atau merusak pohon tempat lebah biasa bersarang.
  2. Tidak menggunakan sembarangan alat saat panen.
  3. Tidak panen sembarang waktu.
  4. Menanam tanaman pakan lebah.
  5. Menggunakan asap, dengan tidak nyala api besar supaya terhindar dari kebakaran dan terbunuhnya koloni-koloni lebah.
  6. Potong hanya kepala sarang, di sisakan sedikit bagian madu.
  7. Tidak mengambil bagian larva untuk bagian komersil.
  8. Membersihkan sisa sarang dibagian kepala madu yang melekat di dahan.
  9. Hindari kerusakan bagian sarang yang tertinggal.
  10. Pisau yang di gunakan adalah stailess steel.
  11. Menggunakan sarung tangan pada saat panen.
  12. Dahan bekas sarang dibersihkan setelah pengambilan sarang lebah.
  13. Jerigen penampung berwarna putih dan bersih.
  14. Disarankan supaya panen di siang hari.

Dengan menggunakan proses panen lestari ini, panen madu hutan yang biasanya 1 musim hanya bisa dilakukan sekali, sekarang bisa meningkat menjadi 2 – 3 kali tergantung banyak sedikitnya sumber bunga di lokasi. 15 hari setelah panen pertama mereka koloni lebah akan menghasilkan lagi kepala madu dan akan siap dipanen kembali.

Setelah madu dipanen dari hutan, teknik pasca panen nya pun haruslah dilakukan secara benar. Teknik pasca panen madu yang disarankan adalah dengan sistem tiris. Sistem tiris ini akan menghasilkan madu yang lebih higienis dan memiliki rasa yang lebih murni bila dibandingkan dengan madu yang diperoleh dengan sistem peras.

sistem tiris menjaga kualitas dan kehigienisan madu
Dalam sistem tiris ini, proses yang dilakukan adalah sebagai berikut;

Mengiris sarang madu dengan pisau stainless.  Ditiris bagian lapisan atas dan tengah, dan bagian tengahnya dipisah
Menggunakan alat saring dari nilon berwarna putih. Mesh ukuran 50 untuk proses penyaringan di hutan dan mesh ukuran 200 untuk proses penyaringan di tempat produksi
menggunakan sarung tangan berbahan karet atau plastik
menggunakan wadah/ember baru, dari alumunium/stainless dan ditutup saat dibawa dari hutan ke tempat penyimpanan.

Proses Panen Madu Murni 100%

Daerah Batu Lanteh Kabupaten Sumbawa adalah salah satu daerah penghasil madu hutan yang telah menerapkan proses panen lestari. Para petani madu hutan yang tergabung dalam Koperasi Petani Madu Hutan Lestari di daerah ini telah merasakan manfaat dari proses panen lestari yang mereka terapkan. Hasil panen madu hutan bertambah, kualitas madu semakin baik, harga jual madu meningkat dan petani pun semakin sejahtera.

Bagaimana proses panen lestari dari madu hutan yang diterapkan? Berikut proses panen madu yang dilakukan oleh petani madu hutan di sana.

Persiapan

Para petani madu biasanya pergi ke hutan secara berkelompok yang terdiri dari 3-4 orang. Di hutan, mereka akan mencari pohon-pohon tempat lebah hutan biasanya bersarang. Pohon yang paling populer sebagai tempat lebah bersarang adalah pohon boan.

sarang-sarang lebag di pohon boan
Setelah tiba di lokasi sarang yang akan dipanen, pada tahap pertama, mereka akan menyiapkan proses pengasapan. Mereka akan membuat asap yang akan digunakan untuk mengusir koloni lebah dari sarang yang akan dipanen. Dalam proses panen lestari, tidak diperbolehkan menggunakan nyala api untuk mengusir lebah, karena berpotensi bahaya membakar hutan sekaligus dapat membunuh larva-larva lebah yang ada di sarang.

proses pembuatan asap untuk mengusir lebah
Memanjat Pohon

Tahapan selanjutnya, dan ini tahapan paling berisiko dalam proses panen madu hutan, yaitu memanjat pohon tempat lebah bersarang. Pohon boan tempat lebah membuat sarang umumnya sangatlah tinggi, bahkan ada yang mencapai 20 meter. Pada pohon-pohon boan tempat lebah biasa bersarang ini, biasanya telah dipasang tangga yang terbuat dari bambu. Memanjat pohon tinggi ini menuntut sebuah keterampilan khusus yang dimiliki oleh para petani madu hutan di Sumbawa.


Memotong Sarang Lebah

Sesuai dengan prinsip panen lestari, petani madu hutan tidak memotong semua bagian sarang. Namun menyisakan sekitar 10% dari bagian sarang, sehingga memungkinkan lebah untuk membentuk kembali sarang di lokasi yang sama.

panen madu hutan
Sarang yang dipotong dimasukkan oleh petani madu yang sedang berada di atas pohon ke dalam ember plastik yang sebelumnya telah diikatkan pada tali yang panjang. Bagian ujung tali ini dipegang oleh salah seorang petani madu hutan yang berada di bawah pohon. Setelah ember penuh, maka ember berisi madu tersebut pun akan diturunkan secara perlahan.

Pasca Panen Madu

Madu yang telah dipanen di hutan selanjutnya dibawa dan dikumpulkan di koperasi untuk diolah lebih lanjut. Pengolahan bertujuan untuk memperoleh madu yang murni dan berkualitas baik.

Pertama-tama, dilakukan proses tiris untuk memisahkan madu dari sarangnya. Bagian lilin yang menutup sarang lebah dipotong, dan kemudian sarang ditiriskan. Madu akan keluar sendiri dari sarangnya, tanpa harus diperas dengan tangan. Dengan proses ini, madu yang didapatkan akan lebih higienis karena kontak dengan tangan yang mungkin tidak higienis sangat minim.

penirisan madu
Madu yang telah diperoleh dari tahap penirisan, selanjutnya disaring. Proses penyaringan  menggunakan saringan berbahan dasar nilon berukuran 200 mesh. Dengan proses ini akan dihasilkan madu yang 100% murni, higienis, dan berkualitas tinggi.

penyaringan madu
Sumber: pipnews

Jumat, 16 Desember 2016

Lebah hutan taliwang


Madu sangat banyak diminati oleh masyarakat, bukan hanya karena rasanya yang manis namun karena khasiatnya itu sendiri. Mengkonsumsi madu secara rutin adalah sebuah keharusan bagi yang berharap tubuhnya tetap sehat dengan cara alami. Para ilmuwan klasik sampai modern sepakat bahwa madu adalah minuman kesehatan alami yang memiliki banyak manfaat bagi tubuh manusia. Madu Lebah Hutan Taliwang adalah madu murni yang dari nectar lebah liar yang terdapat dihutan Taliwang.

Kadar air yang terkandung dalam madu Taliwang sangat rendah dibandingkan dengan madu daerah laen di Indonesia.itu semua dikarenakan cuaca didaerah Taliwang, Sumbawa Barat ini cukup panas. madu Taliwang ini merupakan madu salah satu produk unggul yang diproduksi didaerah Sumbawa Barat, dari hutan di Indonesia. perlu diketahui juga bahwa, lebah hutan taliwang ini tidak setiap saat dapat diproduksi karena lebah yang terdapat di Taliwang ini bisa dikatakan lebah musiman.

Sumber: lebahhutan

Madu Sumbawa – Madu Terbaik dari Tanah Indonesia


Berbicara mengenai madu, tidak lengkap jika tidak dihubungkan dengan pulau sumbawa. Kenapa demikian? Karena pulau sumbawa merupakan daerah terbaik madu di Indonesia dan keberadaan madu di sumbawa sudah terkenal di tanah air kita ini. Madu tersebut dikenal dengan madu sumbawa. Madu sumbawa terkenal karena khasiatnya yang berbeda dengan madu-madu lain yang ada di Indonesia.

Jenis lebah yang tinggal di hutan sumbawa adalah lebah abis dorsata atau yang kerap disebut dengan lebah cerana. Lebah abis dorsata sudah diakui oleh para ilmuan dunia sebagai lebah terbaik penghasil madu dengan kualitas terbaik. Wajar jika sumbawa memiliki madu dengan kualitas terbaik di Indonesia.

Untuk lebih jelasnya, mengapa madu sumbawa menjadi favorit para pecinta madu serta madu sumbawa menjadi madu terbaik yang ada di Indonesia?  Yuk simak selengkapnya keunggulan madu hutan sumbawa.

1. madu sumbawa memiliki kandungan air yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan madu dari daerah lain di Indonesia. Hal ini didukung dengan faktor geografis sumbawa yang panas dan cuaca yang kering sehingga membuat kandungan air madu sumbawa lebih rendah.

2. Madu sumbawa dihasilakn dari lebah abis dorsata yang merupakan lebah penghasil madu terbaik di Indonesia. Yang mana makanan dari lebah penghasil madu di sumbawa berasal dari bunga pohon bidara yang terkenal memiliki khasiat pengobatan.

Nah, selanjutnya, apa saja manfaat dari madu hutan sumbawa?

1. Membantu menjaga stamina dan kesehatan ibu hamil selama mengandung. Selain itu, membantu asupan gizi yang tinggi bagi pertumbuhan janin selama dalam kandungan.

2. Membantu perkembangan otak bayi karena otak bayi akan terus berkembang sampai usia menginjak 5 tahun

3. Membantu ibu dalam meningkatkan nafsu makan anak. Adanya unsure vitamin B yang terkandung dalam madu membuat si kecil tumbuh sehat dan tahan terhadap penyakit.

4. Membantu stamina bagi yang sudah lanjut usia.

5. Menjaga kesehatan mata

6. Untuk mengobati luka dan mencegah infeksi pada luka.

7. Memperkuat sel darah putih dan menstabilkan tekanan darah.

8. Menambah kesuburan suami istri dan menambah tenaga / stamina

9. Mengobati anemia dan alergi.

10. Mencegah osteoporosis

11. Mengatasi gangguan pernafasan dan sembelit.

12. Menghilangkan gejala penyakit asma

13. Mengatasi gangguan jantung dan radang tenggorokan, dll.

Bagaimana cara mengkonsumsi madu hutan sumbawa? Caranya mudah saja, konsumsi secara teratur 3 kali sehari sebanyak 1 sendok makan untuk dewasa dan setengah sendok makan untuk anak-anak. Jika rutin mengkonsumsi madu hutan, tidak mustahil anda akan kebal dari penyakit.

Sumber: sharingdisana

Minggu, 11 Desember 2016

Pengembangan Madu Hutan di Sumbawa NTB


Sumbawa, salah satu Kabupaten di Provinsi NTB (dengan luas 516.242 Ha atau (48.67 %). Merupakan salah satu wilayah yang cukup penting bagi upaya pelestarian keanekaragaman hayati di Nusa Tenggara, walaupun secara luasan relatif lebih kecil di banding wilayah lai di Indonesia. Dan salah satu potensi alam yang dikembangkan di Kabupaten Sumbawa adalah madu hutan.

Madu lebah hutan di Sumbawa sebagian besar di hasilkan oleh jenis lebah dari Apisdorsata atau oleh banyak kalangan perlebahan dikategorikan sebagai batu raksasa karena ukurannya lebih besar dari jenis lebah madu lainnya. Jenis Apis dorsata ini merupakan jenis lebah hutan yang hingga saat ini di kalangan masyarakat Sumbawa belum dapat dibudidayakan baik dengan cara tertutup maupun dengan cara terbuka. Species lebah ini dapat di temukan di seluruh desa yang berbatasan langsung dengan kawasan hutan. Jumlah desa yang berbatasan langsung dengan hutan sebanyak 114 desa dari jumlah total 145 desa di kota Kabupaten Sumbawa.

Sejak puluhan tahun lalu, lebah hutan ini dimanfaatkan oleh masyarakat Sumbawa untuk diperdagangkan sehingga Sumbawa dikenal sebagai daerah penghasil madu. Pengelolaan madu oleh masyarakat Sumbawa umumnya dilakukan secara tradisional, dengan memanjat Boan (sebutan bagi pohon tinggi yang memiliki sarang lebah). 1 Boan terdapat 1-10 sarang. Pemanjat biasanya menggunakan Api Poyong untuk mengusap sarang atau koloni. Untuk memanjat masyarakat menggunakan Rangke atau Lonto semacam tangga yang dipakai panjatan pohon tinggi (boan). Waktu pengambilan madu dilakukan pada siang hari, hal ini memberikan kesempatan pada lebah untuk dapat kembali pada pohon setelah proses selesai. Seluruh bahan dalam proses pengambilan madu bersumber dari sekitar hutan.

Berdasarkan tipologi hutan wilayah Kabupaten Sumbawa, pemasok madu terbanyak di Jaringan Madu Hutan Sumbawa (JMHS) dengan kisaran 5 – 10 ton/tahun, potensi madu di peroleh dari tipologi :

Hutan dengan asosiasi-asosiasi tanaman tertentu;
hutan tropik lembab (± 1000 mdpl) yang banyak terdapat jenis Kelicung (Dyospyros sp), Gaharu (Aquilaria caryota), Ipil (Instia bijuga), terdapat juga asosiasi-asosiasi Dipterocarpaceae, asosiasi Duobanga moluccana (Rajumas/Rimas);
hutan Riparian (hutan di lembah sepanjang sungai) dicirikan dengan pohon menjulang tinggi misalnya Binong (Tetrameles nudiflora), Serianthes sp., Lagerstroemia speciosa, Eugunia subglauca.
Pasokan madu di JMHS sebanyak 1-5 ton 1 tahun di peroleh dari tipologi ; ( 1 ) hutan berdiri ( Thorn Forest ) dengan tegakan tinggi ratarata 10-15 meter dengan penampakan kulit mengelupas dan berduri Kesambi (Schleichera oleosa), pulai (Alstonia spp), asam (Tamarindus spp) ; (2) hutan tropik kering (100 mdpl) dengan sebaran jenis familia Legum (polong-polongan), Fabaceae, Meliacear, Pohon Ketimis (Protium javanicum), kesambi/kesaming (Schleichera oleosa), dll. (3) hutan Mangrove. Tanaman lokal yang merupakan pohon (boan) adalah jenis Kesambi/Kesaming (Schleichera oleosa), Pulai/Lita (Alstonia spp), Asam (Tamarindus spp), Binong (Tetrameles nudiflora), Putat (Barringtonia acutangula), Kemiri, Bidara. Sedangakan tanaman lokal yang merupakan sumber pakan lebah hutan adalah Kesambi/Kesaming (Schleichera oleosa), Asam (Tamarindus spp), Putat (Barringtonia acutangula), Maja (Eugenia operculata), Doat/Duwet (Eugenia polyantha), Salam (Artocarpus elasticus), Kemiri, Bidara, Semaksemak, dll.

MANFAAT PENGEMBANGAN MADU TERHADAP MANUSIA DAN KONSERVASI
 Bagi Manusia
Khusus masyarakat Sumbawa merupakan sumber mata pencaharian dan secara umum
sebagai produk perekonomian. Lebah merupakan sumber plasma nutfah, objek pendidikan,
penelitian dan pariwisata minat khusus; madunya sebagai sumber obat dan penjaga
kesehatan yang paling baik.
 Bagi Flora
Sebagai agen penyerbuk yang menunjang bagi perkembangbiakan berbagai jenis tumbuhan.
 Bagi Lingkungan dan Konservasi
Adanya kearifan masyarakat kondisi hutan dapat terjaga dari perambahan dan kebakaran,
selain penjagaan masyarakat juga melakukan pembinaan habitat serta reboisasi dan
rehabilitasi dengan jenis pohon yang menjadi pakan lebah.

MANFAAT PEMBERDAYAAN MADU TERHADAP KELESTARIAN HIDUP LEBAH ITU SENDIRI

 Pengembangan teknik panen seperti :
a. Pemanenan di siang hari
b. Sistem pengasapan
c. Pemanenan sarang madu/lebah

 Dulunya panen dilakukan pada waktu malam hari, katanya lebih jinak dibandingkan pada waktu siang hari, tapi dengan panen malam hari, lebah biasanya tidak bisa kembali lagi ke sarangnya atau jatuh ke air dan mati, karena lebah memerlukan matahari untuk membantu navigasinya.

 Asapan yang digunakan dengan menggunakan akar kayu tidak hanya mengusir lebah tetapi juga membunuh, karena lebah menyerang bara api ketika malam. Dengan teknik pengasapan bisa mengatasi jumlah kematian lebah.

 Sarang lebah tidak dipanen seluruh sarang, tetapi hanya kepala madu tempat lebah menyimpan madunya. Dengan demikian, lebah dapat membuat kembali kepala madu dan mengisinya kembali jika pakan cukup banyak musim itu. Dengan begitu, bisa lebih dari sekali panen satu sarang semusim dan juga anak-anak lebah akan dapat berkembang dengan baik.

 Penjagaan dan pembinaan habitat lebah selain dapat meningkatkan hasil madu juga sekaligus menjaga dan melestarikan kehidupan lebah itu sendiri.

Pengembangan Pusat Pembelajaran Pengolahan Madu Hutan :

 Pemanfaatan HHBK madu hutan di Sumbawa masih dilakukan secara tradisional, sehingga diperlukan kebijakan yang dapat membingkai upaya tradisional yang dapat mendukung konservasi hutan melalui lebah hutan;

 Permenhut No.P.37/Menhut-II/2007 tentang HKm, diatur bahwa pemanfaatan HHBK madu hutan sebagai bagian dari Hkm. Ini menunjukkan bahwa kedepan akan ada Hkm Madu hutan (luput dari perhatian kalangan penggiat Hkm). Bagaimana konsep dan prakteknya, Pemerintah Kabupaten Sumbawa bersama JMHS–JMHI– NTFP EP, akan mendorong hal ini sebagai satu model Hkm diluar mainstream Hkm selama ini. Sekaligus menjadi pusat pembelajaran madu hutan di Indonesia Bagian Timur.

Sumber: negerikaya

Madu Di NTB, Kurangi Ketergantungan Hasil Hutan


Di-SK-kannya NTB khususnya Kabupaten Sumbawa sebagai daerah unggulan penghasil madu secara nasional oleh Kementerian Kehutanan RI, merupakan kebijakan pemerintah terhadap Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK). HHBK sendiri sebagaimana dijelaskan, Kabid Pemamfaatan Hutan, Dinas Kehutanan NTB, Sumaedi, bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada hasil hutan, peningkatan pendapatan masyarakat sekitar hutan serta kesadaran menjaga hutan, meningkatkan devisa Negara dari sector kehutanan non kayu dan meningkatkan lapangan kerja baru dari komoditi HHBK.

Dalam upaya penguatan kelembagaan kelompok tani madu di Sumbawa, telah dilakukan berbagai upaya antara lain, pembentukan dan pendampingan kelompok oleh Dishut NTB sejak tahun 2002-2008 melalui program pengembangan HHBK dan program pengembangan usaha masyarakat sekitar hutan produksi.

Selain itu juga dilakukan workshop pengelolaan madu hutan pada pohon tinggi yang dipasilitasi oleh Jaringan Madu Hutan Sumbawa (JMHS), Jaringan Madu Hutan Indonesia (JMHI), NTFP-EF Phlifina, Puslitbang Madu Hanoi Vkietnam tahun 2007. Pendidikan lingkungan hidup dalam rangka konservasi DAS berbasis lebah madu (kerjadsama JMHS dengan ecosystem grant. Pendidikan dan pelatihan pemanfaatan dan pengelolaan madu hutan olenh BLK Kupang tahun 2009. Bantuan peralatan dan modal usaha program PUMSHP. Bangtuan peralatan dan modal usaha Dishut NTB 2005-2008, mempasilitasi pembentukan Perdes tentang perlindungan “Boan” dan vegetasi lainnya di Batulanteh oleh JMHS, Pemdes dan Pemkab Sumbawa. Pelatihan internal system control untuk memperoleh label sertifikasi organic yang dilaksanakan oleh Aliansi Organik Indonesia bekerjasama dengan petani Danau Sentarum tahun 2009. Berikutnya pelatihan pembuatanlilin madu untuk kelompok perempuan anggota JMHS oleh WWF Riau dan pengusaha lilin madu Surabaya tahun 2009.

Menyinggung pemasaran Sumaedi menjelaskan, peningkatan dan penjaminan kualitas madu Sumbawa dilakukan melalui perbaikan teknik pemanenan (menggunakan sistem panen lestari dengan sistem tiris dan tidak lagi menggunakan sistem peras) dengan kontrol yang ketat dari Jaringan Madu Hutan Sumbawa, JMHI dan Perusahaan Mitra dan Lulus Uji BPOM.

Sdelanjutnhya “Brand And Labeling” yang sudah dikemas dalam berbagai model kemasan/branding  dan berbagai ukuran. Sekarang sedang dipersiapkan Label dalam bahasa Inggris. Diversifikasi product, pembuatan Lilin Madu sebagai hasil sampingan yang memiliki prospek potensial.

Dari sisi harga produk madu Sumbawa sudah mengalami peningkatan harga jual. Sedangkan pemasaran madu Sumbawa dilakukan mellaui berbagai jalur distribusi dan cheneling terpercaya antara lain PT Dian Niaga Jakarta, PT UKM UMWY Jakarta, outlet JMHS/JMHI, outlet Koperasi Dinas Kehutanan NTB, Dinas Perkebuinan NTB dan retail lainnya.

Ditinjau dari corverage pemasaran, madu Sumbawa dipasarkan di tingkat lokal, regional, nasional bahkan ingternasional. Promosio madu dilakukan melalui workshop madu, wisata madu dan berbagai seminar serta iklan melalui media cetak seperti bulletin “Alam Sumbawa”.

Selain itu Pemda membangun sarana penunjang. Ini dimaksudkan dalam rangka meningkatkan kualitas dan kontinyuitas produksi madu, Badan Penelitian Kehutanan Mataram membangun perekayasaan bangunan penurunan kadar air madu hutan Sumbawa.

Sedangkan untuk upaya penelitian dan pengembangan telah dilakukan identifikasi vegetasi penyusun KH Batulanteh oleh LIPI tahun 2009 termasuk Boan atau pohon tempat lebah madu membentuk kolono. Analisi rantai nilai pemasaran madu hutan Sumbawa dan analisi margin tata niaga madu alam Sumbawa (BPK tahun 2010).

Sumber: suarakomunitas
Foto: araliatry